Membahas tentang budaya, sungguh tak ada habisnya dan perlu dilestarikan. salah satunya budaya menyambut datangnya bulan mulia yaitu Muharram atau orang jawa menyebutnya dengan Bulan Suro semua masyarakat Indonesia memperingatinya. Mereka menyambut tahun baru Hijriyah dengan berbagai cara. tak terkecuali dengan masyarakat Desa Kalidawe Kecamatan Pucanglaban Kabupaten Tulungagung.
Dalam tradisi atau budaya Desa Kalidawe malam satu suro dianggap malam yang keramat. berbagai ritual dilakukan sesuai adat Desa Kalidawe yaitu dengan melaksanakan Kenduri takir plontang yang diadakan di tiap perempatan jalan, ritual ini merupakan acara doa bersama atau kenduri, karena masyarakat percaya Bulan Suro, bulan diturunkannya bala. berdoa diperempatan jalan ini memiliki makna berdoa agar terhindar dari bala yang datang dari berbagai penjuru arah. acara ini dilakukan pada sore hari menjelang Mahgrib sebeleum satu suro.
Kenduri takir plontang ini dimulai dengan membuat takir plontang, yaitu wadah yang terbuat dari daun pisang yang dibentuk seperti perahu diujung kanan dan kiri diikat dengan potongan lidi, serta dilingkari dengan hiasan janur. takir plontang kemudian diisi dengan nasi beserta lauk dan sayur. uniknya lagi tradisi takir plontang ini dibuat sesuai banyaknya jumlah anggota keluarga setiap KK.